Jangan Takut Pak Presiden, Kami Mendukungmu!
Alangkah indahnya bangsa kita. Beraneka ragam suku, bahasa, budaya, dan agama namun tetap mampu untuk hidup saling berdampingan. Mungkin hal ini merupakan buah dari dasar pemikiran semboyan keramat yang terpajang melengkung dibawah cengkeraman kedua cakar burung garuda, yaitu “Bhinneka Tunggal Ika” atau mungkin karena kerendahan hati para pendiri bangsa untuk menerima rekomendasi perubahan sila pertama pada pancasila agar dapat terciptanya kerukunan antara umat beragama di bangsa ini.
Aksi damai 4 November kemarin merupakan bukti bahwa rakyat Indonesia masih memegang teguh semangat ke-bhinneka-an. Pada dasarnya rakyat khawartir jika seseorang yang menjadi simbol suatu daerah, yang harusnya menjadi teladan dalam berkata maupun bersikap, ternyata perkataannya berpotensi memecah belah persatuan bangsa. Sehingga keadilan sangat perlu ditegakkan agar permasalahan ini menjadi bahan pelajaran berharga bagi rakyat Indonesia, khususnya para pemegang amanah bangsa untuk menjaga keutuhan negara.
Patut disayangkan memang, pada penghujung aksi terjadi ricuh yang melibatkan beberapa elemen organisasi dengan aparat keamanan oleh karena peran sang provokator. Memang benar ada sebagian massa yang akhirnya terprovokasi, sehingga ikut reaktif terhadap aparat. Kalaupun benar sang provokator utama berasal dari salah satu elemen yang ada, yang perlu kita pahami bersama adalah tindakan itu berasal dari pola pikir. Sedangkan pola pikir merupakan proses asosiasi stimulan yang kita terima dengan kombinasi informasi yang tersimpan dalam kepala kita, dan informasi yang tersimpan dipengaruhi oleh kondisi lingkungan tempat kita tumbuh.
Jika ada massa dari suatu elemen yang memprovokasi atau ikut terprovokasi, bukan berarti tindakan itu adalah cerminan dari elemen tersebut, karena tentunya kita tumbuh dari lingkungan yang berbeda-beda. Hal ini terbukti pada saat ricuh ada pula sebagian massa dari elemen yang sama ikut serta membantu aparat untuk menenangkan massa yang terprovokasi.
Jangan takut Pak Presiden, mungkin akan terjadi sedikit pelemahan ekonomi pada bangsa ini. Namun sepertinya akan menjadi berkah bagi para spekulan valas yang telah berinvestasi pada dollar yang nilai tukarnya akan kembali menguat akibat kisruh kemarin. “Atau jangan-jangan ini memang skenario besar mereka untuk pelemahan ekonomi negara kita? ah semoga perkiraanku itu salah”.
Jangan takut Pak Presiden, asal janjimu engkau penuhi untuk menuntaskan perkara ini dengan “tegas, cepat, dan transparan” pasti kau akan kembali memenangkan banyak hati rakyatmu. Biarlah gerbong politikmu berkata apa, yang kami yakin mereka sudah cukup dewasa dalam berpikir dan bertindak untuk kepentingan banyak orang, jika memang tujuan mereka masih untuk menyejahterakan rakyat.
Jangan takut Pak Presiden, karena sejatinya aksi kemarin adalah bentuk dukungan kami kepadamu yang katanya akan selalu mengedepankan kepentingan rakyat untuk menjunjung semangat keadilan. Walaupun pada akhirnya kau berkata bahwa ada aktor-aktor politik yang menunggangi aksi kemarin, yang membuat kami bertanya-tanya atas teka-teki politik yang kau lemparkan itu. Mengapa tidak langsung kau tindak tegas saja mereka Pak Presiden? karena yang saya tahu jika seorang Presiden sudah berkata maka sudah memiliki data yang kuat dan akurat.
Sekali lagi jangan takut Pak Presiden, rakyat akan selalu bersamamu jika kebenaran dan keadilan yang akan engkau selalu junjung tinggi.
Himpunan Mahasiswa Islam
Komisariat Rumpun Ilmu Sains dan Teknologi
Universitas Indonesia